Curva Nord Dikosongkan Setelah Mengetahui Pemimpin Ultras Tewas

Pemimpin bersejarah ultras Inter Milan, Vittorio Boiocchi tewas akibat penembakan di Figino, di pinggiran barat Milan.

Setelah mengetahui kabar tersebut, para Ultras pun menurunkan spanduk mereka dan meninggalkan stadion pada babak pertama dalam pertandingan Nerazzurri melawan Sampdoria.

Nerazzurri sudah unggul dengan skor 2-0 saat turun minum melaui gol-gol yang dicetak oleh Stefan de Vrij dan Nicolò Barella.

Namun, ada suasana yang sunyi dan banyak kelompok ultras terorganisir di Curva Nord menarik spanduk mereka dan berjalan menuju pintu keluar Meazza pada babak pertama.

Saat itulah berita yang disaring melalui Vittorio Boiocchi, seorang pemimpin bersejarah gerakan ultras di Curva Nord, telah ditembak di dada sebanyak 5 kali dalam penyergapan di luar rumahnya di pinggiran Milan.

Dia meninggal tak lama setelah dirawat di rumah sakit San Carlo di mana dia tiba di rumah sakit tersebut dalam kondisi yang sangat kritis. Pasukan Mobil dari markas polisi yang dipimpin oleh Marco Calì menyelidiki pembunuhan itu. Penembakan terjadi sesaat sebelum pertandingan Inter-Sampdoria.

Boiocchi yang berusia 69 tahun dan memiliki catatan rap yang sangat panjang dari kegiatan kriminal sebelumnya, menghabiskan 26 tahun hidupnya di penjara untuk antara lain perdagangan narkoba, pencurian dan penculikan.

Ultras Inter berjalan keluar Stadion dan menarik bendera dan spanduk mereka sebagai tanda penghormatan kepada almarhum.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*