Matteo Darmian mengaku sangat bahagia di Inter Milan, dan menganggap Nerazzurri seperti keluarga keduanya. Dia juga menyatakan hasratnya untuk tetap di Appiano Gentile selama bertahun-tahun.
Dalam sesi wawancara dengan Radio TV Serie A via FcInterNews, Darmian juga menegaskan jika dirinya adalah Interista sejati meski memulai kariernya di rival klub, AC Milan.
Seperti diketahui, pemain berusia 34 tahun ini merupakan jebolan akademi muda Rossoneri, yang kemudian meraih kesuksesan besar di Torino.
Pada tahun 2015 ia pindah ke Manchester United sebelum kembali ke Italia untuk memperkuat Parma pada tahun 2019.
Transfer ke Inter terjadi pada tahun berikutnya, dan dia pun sukses menjadi salah Satu sosok kunci di skuat Nerazzurri sejak saat itu.
Darmian mengungkapkan dirinya selalu menjadi penggemar Inter sejak masih kecil.
“Ayah saya memiliki antusiasme yang kuat sebagai pendukung Fiorentina tetapi dia tidak mewariskannya kepada saya,” ujar Darmian.
“Namun, dia menyampaikan kepada saya tentang kecintaannya terhadap sepak bola. Namun di sisi lain, saya mulai mendukung Inter ketika saya masih kecil bersama teman-teman saya,”
“Saya berterima kasih kepada AC Milan karena di sana Saya menjalani proses yang sangat formatif bagi saya,”
“Saya ingat banyak hal saat uji bakat. Mereka menanyakan siapa idola saya, dan saya menjawab Seedorf, yang saat itu memperkuat Inter,”
“Kemudian Seedorf menjadi rekan satu tim saya! Dia adalah seorang profesor di dalam dan di luar lapangan. Dia selalu memberi saya dan para pemain muda lainnya nasihat yang baik,”
“Semua pengalaman yang Anda dapatkan akhirnya membentuk Anda. Saya selalu mengatakan bahwa Milan adalah sekolah bagi kehidupan karena mengajarkan saya untuk berada dalam sebuah tim. Itu memberi saya kedisiplinan, selain nilai teknis dan taktis yang membentuk saya,”
“Kemudian ketika saya ingin bermain di tim utama, saya menyadari bahwa tidak mungkin bisa bermain di sana. Jadi kami pun berpisah. Saya ingin menunjukkan nilai saya,”
Darmian kemudian menjelaskan apa arti Inter baginya, sembari mengenang raihan Scudetto di bawah asuhan Antonio Conte.
“Saya ingat awal musim yang penuh dengan pasang surut. Saya pikir titik balik terjadi setelah pertandingan di Sassuolo, di mana kami menang 3-0,”
“Selama seminggu kami mengatakan pada diri kami sendiri dalam sebuah pertemuan bahwa jika kami ingin mencapai sesuatu yang penting kami harus memberikan segalanya,”
“Scudetto bersama Inter sungguh spesial. Menang tidak pernah mudah. Kami bekerja untuk terus menang. Bahkan saat ini tujuannya adalah bekerja keras dan berkorban,”
“Kami adalah grup yang hebat dan saya pikir hal itu terlihat jelas saat kami bermain. Di saat-saat sulit, keharmonisan dan keinginan untuk berkorban dalam tim muncul,”
Pemain berusia 34 tahun ini memuji pelatih Inter saat ini, Simone Inzaghi, dan menggambarkannya sebagai sosok yang menyenangkan dan manajer yang hebat sambil mengingat momen-momen pada musim lalu.
“Inzaghi adalah sosok yang menyenangkan sekaligus menjadi pelatih hebat. Pada saat yang tepat, dia memberi Anda ketenangan yang Anda butuhkan,”
“Kami bekerja lebih baik dengan ketenangan dan kemenangan. Ini adalah bahan untuk mencapai tujuan besar,”
“Musim lalu kami mengalami pasang surut. Kami tidak konsisten, namun kami tahu kami kuat dan harus membuktikannya,”
Terakhir, Darmian berharap bisa bertahan lama di Inter. Dia baru saja meneken kontrak baru hingga 2025.
“Saya berharap untuk terus mengenakan seragam ini selama bertahun-tahun karena saya merasa sangat bahagia di sini. Inter adalah keluarga kedua bagi saya,”
“Namun akan tiba waktunya bagi saya untuk berhenti juga,”
“Saya berharap untuk bertahan selama mungkin. Selama saya baik-baik saja, saya ingin melanjutkannya dan saya belum memikirkan masa depan saya setelah pensiun,”
“Saya ingin bertahan dalam olahraga ini tetapi jangan tanya sekarang apakah saya akan menjadi pelatih,”
“Sangat menyenangkan di Inter, tapi saya tidak tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.”