Onana: Saya Tak Pernah Membayangkan Bisa Bermain Untuk Klub Penting Seperti Inter

Kiper Inter Milan, Andre Onana tidak pernah membayangkan dirinya mendapat kehormatan bermain untuk klub bergengsi seperti Nerazzurri.

Berbicara di program Matchday jelang pertandingan Derby Milan melawan AC Milan, seperti dilansir fcinter1908.it, Onana berbicara tentang betapa pentingnya bermain untuk Inter bagi dirinya secara pribadi.

Pemain asal Kamerun itu juga menyebut jika kiper legendaris Nerazzurri, Julio Cesar adalah salah Satu idolanya.

“Tidak ada sebuah kesuksesan tanpa pengorbanan. Ini adalah konsep fundamental: membangun masa depan seseorang selangkah demi selangkah melalui kerja dan dengan kerendahan hati, semangat dan karakter. Bagi saya karakteristik ini sangat mendasar,” kata Onana.

“Yaoundé [ibu kota Kamerun] bagi saya adalah tempat yang terindah di dunia, berbeda dari tempat lainnya. Ketika saya bisa kembali saya senang, karena selalu merasa berada di rumah,”

“Dari sanalah impian saya dimulai. Saya tidak pernah membayangkan dapat bermain untuk klub penting seperti Inter,”

“Saya bermain sepak bola dengan teman-teman saya, bersenang-senang dan berharap untuk masa depan yang lebih baik,”

“Saya sangat menyukai kota Milan. Italia pada umumnya memiliki banyak sejarah dan hal ini membuat saya sangat terpesona. Ketika saya masih kecil di dekat rumah saya ada sebuah lapangan kecil bernama Giuseppe Meazza, entah mengapa, itu pasti takdir saya!”

“Bagi saya itu adalah lapangan kecil terindah di dunia, tempat yang sempurna untuk belajar bermain,”

“Sosok idola yang menginspirasi? Iker Casillas, Victor Valdes, dan Julio Cesar. Bagi saya mereka adalah penjaga gawang yang hebat,”

“Dengan siapa anda ingin berlatih? Materazzi, karena karakter dan kepribadiannya. Dia adalah pria berhati emas,”

“Pemain mana yang ingin Anda ajak duel? Diego Milito karena sangat kuat dalam situasi satu lawan satu. Dia penyerang berdarah dingin,”

“Saya telah mengalami banyak momen penting dalam karir saya. Ada momen indah dan bahkan ada yang menyakitkan seperti kekalahan melawan Tottenham di semifinal Liga Champions,”

“Dari sana saya mengerti betapa sulitnya sepak bola, itu adalah momen yang tidak akan pernah saya lupakan, tetapi pengalaman ini juga penting untuk semakin berkembang. Saya selalu berusaha melihat sisi baiknya karena hal tersulit adalah hal yang paling membuat Anda untuk belajar.” Pungkasnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*