Site icon Inter Milan

Pirlo: Saya Fans Berat Inter

Legenda AC Milan, Juventus, dan timnas Italia, Andrea Pirlo mengenang kembali masa-masa singkat dirinya mengenakan seragam Inter Milan.

Dalam sesi wawancara dengan Radio TV Serie A, pria berusia 44 tahun itu mengakui bahwa dirinya merupakan fans berat Nerazzurri meski ia membintangi para rival utama mereka.

Pirlo merupakan salah Satu gelandang terhebat dalam beberapa dekade terakhir, baik di Italia maupun di Eropa.

Oleh karena itu, sangat disesalkan anggota skuad pemenang Piala Dunia 2006 ini tidak pernah mampu mencatatkan sejarah selama memperkuat Inter.

Pirlo dikontrak Nerazzurri pada 1998 dari Brescia. Namun, ia kesulitan menembus skuad utama Inter pada musim Serie A 1998/99, di mana ia tak pernah tampil sebagai starter.

Inter kemudian meminjamkan Pirlo ke Reggina, Brescia, hingga akhirnya menjualnya ke rival sekota, AC Milan pada musim panas 2001.

Di Milan ia membuat langkah besar dalam perkembangannya untuk menjadi pemain kelas dunia, dan salah satu deep-lying playmaker yang terbaik dan spesialis set-piece di dunia.

Dia memenangkan banyak trofi bersama Milan, diantaranya Dua kali meraih trofi Liga Champions.

Pada tahun 2011, Pirlo menuju Juventus dengan status bebas transfer dari Rossoneri.

Dan bersama Bianconeri, pemain Italia itu memenangkan Empat gelar Serie A. Dia terbukti menjadi pemain kunci di lini tengah tim besutan Antonio Conte.

Kendati demikian, dia sejatinya merupakan fans Inter Milan sejak kecil meski sebagian besar kariernya dihabiskan bersama para rival Inter.

“Saya adalah penggemar berat Inter. Ayah saya membawa saya ke Viareggio pada hari libur, dan sesekali tim Inter ada di sana untuk melakukan retret,”

“Saya pergi untuk meminta tanda tangan kepada Matthaus dan para pemain Jerman,”

“Kemudian saya memajangnya di kamar sebagai poster,”

“Lalu ada rekor kemenangan Scudetto [di musim 1988-89] di bawah asuhan Trappatoni. Saya pun merayakannya dengan mengibarkan bendera ke sekeliling kota,”

Pirlo menyadari bahwa setiap pesepakbola harus bersikap profesional meski harus berhadapan dengan tim yang diidolakan sejak kecil.

“Namun ketika Anda mulai bermain sebagai seorang profesional, Anda tidak lagi mendukung tim yang Anda dukung saat masih kecil. Anda hanya fokus melakukan pekerjaan Anda,”

“Saya sangat senang ketika saya bergabung dengan Inter. Tetapi sepanjang karier, saya mendukung tim tempat saya bermain.”

Exit mobile version