Site icon Inter Milan

Wakil Presiden Inter, Zanetti Turut Kesal Dengan Pengkhianatan Lukaku

Wakil presiden Inter Milan, Javier Zanetti sangat kecewa dengan pengkhianatan Romelu Lukaku. Kapten legendaris Inter asal Argentina itu tak ragu mencap Big Rom sebagai sosok yang tidak tahu diri.

Pada musim lalu Inter bersedia menyambut kembali Romelu Lukaku dengan status pinjaman setelah ia terlunta-lunta di Chelsea.

Meski sempat dihantam cedera, Lukaku pada akhirnya sukses bangkit dan mengakhiri musim 2022/23 dengan torehan 14 gol dan 7 assists.

Inter pun berupaya untuk mempermanenkan Lukaku setelah masa peminjamannya berakhir di musim panas 2023 ini.

Namun di saat negosiasi antara Inter dengan The Blues sudah memasuki babak penentu, Lukaku malah menggelar negosiasi transfer dengan Juventus, yang notabene musuh bebuyutan Inter.

Direktur Inter pun murka atas sikap pemain Internasional Belgia tersebut dan memutuskan untuk membatalkan transfernya dari Chelsea.

Kini Javier Zanetti pun ikut kecewa dengan ulah pemain berusia 30 tahun itu.

“Mengingat apa yang telah dilakukan Inter untuknya, kami mengharapkan perilaku yang sama sekali berbeda dari Romelu, sebagai seorang profesional dan sebagai seorang pria,” kata Zanetti kepada La Gazzetta.

“Dia punya hak untuk pergi ke manapun dia mau, tentu saja,  tetapi sebelumnya dia harus memberi tahu niatnya kepada kami,”

“Tiada seorang pemain pun yang jauh lebih besar dari klub. Saat Anda membangun tim, Anda harus mempertimbangkan pemain seperti apa yang akan Anda bawa ke kamar ganti tim,”

Di tempat lain dalam wawancaranya, Zanetti membahas kekalahan Inter di final Liga Champions melawan Manchester City. Menurutnya, Inter kalah di Istanbul karena kurang beruntung.

“Saya mengharapkan final seperti ini, bermain dengan pijakan yang sama dan dengan keberanian. Apa yang hilang adalah memanfaatkan beberapa peluang dan keberuntungan, tetapi kami bangga dengan tim,”

Zanetti juga berbicara tentang kapten baru Inter dan rekan senegaranya, Lautaro Martinez, yang dia yakini memiliki semua kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin tim di level tertinggi.

“Dia berada di jalan yang benar dan dia juga rendah hati,”

“Saya senang dengan kemajuan Lautaro. Kepemimpinan datang dengan lebih banyak tanggung jawab, tetapi dia punya rasa memiliki dan tahu bagaimana memberi contoh. Inilah yang dilakukan seorang kapten.”

Exit mobile version